Diberdayakan oleh Blogger.

Pengertian Subnetting kelas A, B, dan C




Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur.
Kegunaan Subnetting:
·        Menggabungkan teknologi jaringan yang berbedaAdanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah organisasi,terutama riset diperlukan beberapa jaringan LAN
·        Mengatasi Keterbatasan teknologiSebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkanpada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang totaldari kabel Mengatasi Kongesti pada JaringanHost akan memiliki performansi yang kurang baik, dibandingkan denganLAN berukuran kecil jika teknologi yang digunakan adalah ethernet.Sekian banyak host menggunakan satu media bersamasama untukberbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan aksess  masingmasing host terhadap jaringan menjadi makin kecil. Apalagi bilaada beberapa host yang memonopoli bandwidth. Jalan keluarnya adalah memisahkannya ke dalam sebuah kelompok kecil dan menempatkannyapada kabel terpisah
·        Membuat hubungan pointtopoint. Dua lokasi LAN yang berjauhan,dapat dihubungkan menggunakan pointtopoint berkecepatantinggi.
Contoh :
Di sebuah kota ada nama jalan, jalan imam bonjol, jalan matraman, nah nama jalan bisa di sebut juga dengan nama NETWORK. Setiap alamat pasti ada no RT/RW kan ini bisa juga disebut nama HOST, dan tidak mungkin dalam suatu area yang sama terdapat no RT?RW yang sama, begitu juga dengan IP address yg terdapat di dalam jaringan apabila terdapat ip ada yang sama maka akan menimbulkan kebingungan dalam suatu network.
IP Address Format
Network Node:
Class A
8 Bits 24 Bits
0111
Range 0-126
Class B
16 Bits 16 Bits
1011
Range 127-191
Class c
24 Bits 8 Bits
1101
Range 192-223
———————————————————–
Contoh Class A
Dari Ke
128.64.32.16.8.4.2.1 ||||||128.64.32.16.8.4.2.1
0.0.0.0.0.0.0.0 ||||||||||||0.1.1.1.1.1.1.1
= 0 Decimal |||||||||||||||||=127 Decimal (64+32+16+8+4+2+1)
0 = Reserved
127 = Loopback addresess
1-126= Range Ip address
———————————————————————-
contoh IP address 10.7.5.1 Class A
—————32 Bits————-
Network |Node
00001010|||00000111|||00000101|||00000001
128.64.32.16.8.4.2.1 ||||128.64.32.16.8.4.2.1|||| 128.64.32.16.8.4.2.1|||| 128.64.32.16.8.4.2.1
0. 0. 0. 0.1.0.1.0|||| 0. 0. 0. 0.0.1.1.1 ||||0.0. 0. 0.0.1.0.1 ||||0. 0. 0. 0.0.0.0.1
10 ||||||||||||||||||||||||7||||||||||||||||||||||| 5||||||||||||||||||||||| 1
Tabel Kebenaran/Logical And
0+0=0
0+1=0
1+0=0
1+1=1
Contoh Subnet:
IP addsress Bits
172.16.2.17 10101100 00010000 00000010 00010001
Logical and
255.255.255.0 11111111 11111111 11111111 00000000
———————————————————-
Subnet
172.16.2.0 10101100 00010000 00000010 00000000
subnetting CIDR dan VLSM
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
VLSM (Variable-length Subnet Mask) Subnetting merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class.
Sebagai contoh, suatu jaringan menggunakan class C dengan IP address 192.168.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 subnet dengan rincian sebagai berikut :
·        Subnet #1 : 50 host
·        Subnet #2 : 50 host
·        Subnet #3 : 50 host
·        Subnet #4 : 30 host
·        Subnet #5 : 30 host

Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnetnya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host dalam satu subnet.Untuk itu digunakan VLSM untuk membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnet 255.255.255.224. Sehingga akan diperoleh 5 subnet dengan subnet pertama sampai ketiga maksimal 64 host dan subnet empat sampai lima maksimal 32 host. Teknik VLSM ini akan dapat mengurangi beban atau pemborosan IP pada suatu perusahan atau gedung yang akan membangun suatu jaringan
0 Komentar untuk "Pengertian Subnetting kelas A, B, dan C"

Back To Top